SEBUTAN NILAI BILANGAN
PREFIKS NILAI BILANGAN Y = Yotta Z = Zeta E = Exa P = Peta T = Tera G = Giga M = Mega k = kilo h = hecto da = deca d = deci c = centi m = milli u = micro PENERAPAN DALAM UNIT METRIK [ berbasis desimal: 10^n ] 1 Ym = 1.000 Zm 1 Zm = 1.000 Em 1 Em = 1.000 Pm 1 Pm = 1.000 Tm 1 Tm = 1.000 Gm 1 Gm = 1.000 Mm 1 Mm = 1.000 km 1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m 1 hm = 10 dam = 100 m 1 dam = 10 m 1 m = 10 dm = 100 cm = 1.000 mm = 1.000.000 um 1 dm = 10 cm = 100 mm 1 cm = 10 mm 1 mm = 1.000 um 0 10 100 1.000 ... PENERAPAN DALAM UNIT BYTE [ berbasis biner: 2^n ] 1 YB = 1.024 ZB (ZettaByte) 1 ZB = 1.024 EB (ExaByte) 1 EB = 1.024 PB (PetaByte) 1 PB = 1.024 TB (TeraByte) 1 TB = 1.024 GB (GigaByte) 1 GB = 1.024 MB (MegaByte) 1 MB = 1.024 kB (kiloByte) 1 kB = 1.024 B (Byte) 1 B = 8 BIT (binary digit) 0 1 2 4 8 16 32 64 128 256 512 1.024 ...
|
Kamis, 02 Desember 2010
SEBUTAN NILAI BILANGAN
Rabu, 01 September 2010
MEMBILANG ALA HOK-KIAN | FUJIAN
MEMBILANG ALA HOK-KIAN | FUJIAN
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
FINE ART ™ FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE — ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM adalah marka-niaga, identitas produk dan properti Achmad Firwany BLOG : http://blog.firwany.co.cc http://firwany.blogspot.com FACEBOOK : http://fb.firwany.co.cc http://facebook.com/people/Achmad-Firwany/100000427899819 LINK : http://firwany.blogspot.com/2010/09/membilang-ala-hok-kian-fujian.html http://facebook.com/notes/logat-dan-bahasa/membilang-ala-hok-kian-fujian/163775543670151 TAG: kosakata, bahasa, linguistika, vocabulary, language, linguistics |
Selasa, 10 Agustus 2010
KATA SERUPA TAPI TAK SAMA
KATA SERUPA TAPI TAK SAMA
|
Senin, 02 Agustus 2010
REDUNDANSI, EFIKASI, EFISIENSI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
REDUNDANSI, EFIKASI, EFISIENSI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN DAMPAKNYA DALAM KEUANGAN (C) 1996-2011 — Achmad Firwany REDUNDANSI = PEMBOROSAN = KERUGIAN Secara umum, keterbuangan ruang, waktu, materi, energi dalam suatu sistem teknologi, dinyatakan sebagai sesuatu "tajuk-lebih" (over-head), yang dalam istilah teknis, disebut sebagai redundansi (redundancy) atau pemborosan, yang dalam bahasa umum, dikenal sebagai sesuatu yang "diluar-perkiraan" atau "tak-terduga", dan dengan sendirinya melibatkan apa yang disebut sebagai "biaya tajuk-lebih" (over-head cost), atau dalam bahasa awam, "biaya tak-terduga". Redundansi atau pemboroson atau tajuk-lebih, dengan kata lain, bisa dianggap atau dikatakan sebagai "kehilangan" atau "kerugian" (losses), yang semestinya tak perlu terjadi, tapi karena satu dan lain hal tak bisa dihindari, dan hanya dalam beberapa hal tertentu dan spesifik saja bisa ditiadakan atau diminimasi dengan beberapa konsekuensi resiko. Dalam pengertian teknik, redundansi atau pemborosan, adalah ukuran kuantitas terbuang atau tak-digunakan (unused quantity) atau kuantitas tajuk-lebih (over-head quantity) sesuatu dalam masukan (input) dan atau keluaran (output), yang merupakan beda atau selisih antara kuantitas total (total quantity) dan kuantitas digunakan (used quantity), atau antara kuantitas aktual (actual quantity) dan kuantitas efektiv (effective quantity) yang disebut efikasi (efficacy), dalam satuan (unit) sama, yang dinyatakan dalam persentasi (%), yang bila dirumuskan dalam formula matematik adalah sbb.
Jadi makin besar kuantitas efektiv, makin tak redundan suatu sistem, dan
sebaliknya. Dengan demikian, redundansi atau pemborosan bisa diperkecil atau
ditekankan dalam dua cara, yaitu memperbesar kuantitas efektiv pada kuantitas
aktual tetap, atau kebalikannya, memperbesar kuantitas aktual pada kuantitas
efektiv tetap.
Istilah ini sering disebut sebagai keefektivan (effectivness) atau
efektivitas (effectivity) yang merupakan istilah teknis, karena dalam bahasa
Inggris standard, "effectivity" ini tak ada, tapi "effectiveness". Tapi untuk
orang Indonesia, istilah "efektivitas" atau "kedayagunaan" atau "dayaguna" saja
lebih dikenal atau diterima ketimbang istilah "efikasi". Kerap kali untuk ini
digunakan juga istilah "kefaedahan" atau "kemanfaatan" atau "manfaat" (benefit)
saja.
Jadi jika kuantitas output efektiv samadengan kuantitas input, maka efisiensi
100%. Sedangkan, jika kuantitas output efektiv lebih-kecil daripada kuantitas
input, maka efisiensi dibawah 100%. Sebaliknya, jika kuantitas output efektiv
lebih-besar daripada kuantitas input, maka efisiensi diatas 100%.
sehingga
Didalam alam, pada beberapa tatanan tertutup (closed system) tertentu, yang
merupakan tatanan pengubahan tenaga atau sistem konversi energi (energy
coversion system), ternyata efisiensi tak bisa mencapai lebih 100%, bahkan tak
bisa mencapai 100%, tapi hanya antara 70% s/d 90%.
Alasan penulisan kata dalam bentuk lengkap hanyalah kelengkapan itu sendiri,
untuk penjelasan batasan atau defenisi, uraian, ulasan, kupasan, bahasan, plus
"aestetika", lain tidak. Memang dalam beberapa hal tertentu efisiensi ini
dilanggar untuk kepentingan informasi dan komunikasi itu sendiri, tapi ini
sifatnya tertentu dan terbatas.
dan masih banyak lagi, tapi untuk sementara ini dulu, untuk lainnya silahkan
cari sendiri.
Jika kita perhatikan perbandingan contoh kata-kata untuk tiga bahasa diatas,
maka tampak bahwa bahasa-bahasa dalam rumpun Semitik lebih rumit daripada yang
dari rumpun Arya [Latin, Spanyol, Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, dll], dan
yang dari rumpun Melayu [Malaysia, Indonesia, Brunei, dll] adalah yang paling
sederhana.
CARA PERTAMA
Menurut hemat saya, cara lama ini jauh lebih hemat daripada cara baru
digunakan sekarang yang menggunakan perulangan, dimana cara lama, efisiensinya
setara dengan cara pembentukan plural regular dalam bahasa Inggris, yang hanya
ditambah "s" atau "es", kecuali beberapa kata tertentu yang mengalami perubahan
konsonan, seperti "wife" menjadi "wives".
dimana,
Dengan demikian, pemborosan huruf pada cara baru adalah sebesar "n" sampai "n
x 2". Sehingga makin banyak kata jamak dalam suatu tulisan berbahasa Indonesia,
makin boros penulisan, makin menyita waktu dan tenaga, dan makin mahal biaya
operasi, transmisi dan resepsi, dan menyita banyak jalur komuikasi. Berikut
adalah contoh perbandingan dua cara tersebut.
CARA KEDUA
Satu kelemahan penggunaan kata "para" ini adalah bahwa ia mengadung arti
"lebih" ketimbang "banyak", sehingga penggunaannya terbatas atau tak dapat
digunakan untuk semua kata, seperti misalnya "para kitab" atau"para buku". CARA KETIGA
Jika suatu kata dimulai oleh huruf hidup (vowel), maka berlaku konvensi
seperti contoh berikut.
Bandingkan cara hemat ini dengan cara lama diatas, bedanya hanya satu sampai
tiga huruf saja.
Berdasarkan pada perhitungan banyak huruf, jelas bahwa cara baru ternyata
jauh lebih boros daripada cara lama atau cara hemat telah dikemukakan diatas.
Dan cara lama atau cara hemat samasekali tak mengubah arti atau membuat kata
kehilangan arti, atau dengan kata lain, kata tersebut tetap informativ.
Berdasarkan pada uraian dan penjelasan saya diatas, saya menghimbau semua
orang untuk menerapkan cara hemat tersebut dalam informasi dan komunikasi, dan
tak perlu menunggu keputusan pemerintah RI. Cepat atau lambat, jika dibiasakan.
maka akan menjadi hal biasa. Peran media masa, baik cetak maupun elektronik,
akan sangat membantu mensosialisasikan hal ini.
atau pada:
Jika huruf pertamanya bukan huruf-mati (konsonan), terjadi perulangan
huruf-hidup (vowel), seperti pada:
Penyisipan ini juga bisa digunakan untuk menyatakan bentuk jamak, banyak dan
berulang-kali (repetitive), seperti "s", "es", "ies" atau "oes" dalam bahasa
Inggris:
Bisa juga berarti agak, sering dan berulang-kali:
Bisa juga berarti saling (mutual) dan berulang-kali.
Bisa juga berarti "bak", "tampak seperti" (seem-like, look-like):
Tapi tahukah anda bahwa dalam bahasa Banjar, tak ada kata-ganti untuk
orang-ketiga jamak [mereka], kecuali "bubuhan": bubuhan-nya, bubuhan subarang,
bubuhan taluk, bubuhan sungai . . ., bubuhan . . ., dll., dimana bubuhan
bererati mereka atau kelompok orang. Menyebut semua atau seluruh: samuaan,
samunyaan atau sabarataan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BIBLIOGRAFI
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(C) 1996-2011 — Achmad Firwany HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia. Tak sebagian pun dari dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedalam bentuk bahasa apapun atau disimpan dalam satu sistem retrieval apapun; dalam bentuk apapun atau dalam cara apapun, mencakup tapi tak terbatas pada cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; untuk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dari pemilik hak atas karya intelektual ini. Tiap kutipan atas artikel ini harap mencantum dengan jelas sumber tulisan. FINE ART ™ FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE — ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM adalah marka-niaga, identitas produk dan properti Achmad Firwany BLOG : http://blog.firwany.co.cc http://firwany.blogspot.com FACEBOOK : http://fb.firwany.co.cc http://facebook.com/people/Achmad-Firwany/100000427899819 LINK : http://firwany.blogspot.com/2010/08/redundansi-efikasi-efisiensi-informasi.html http://facebook.com/notes/logat-dan-bahasa/redundansi-efikasi-efisiensi-informasi-dan-komunikasi/163772887003750 TAG : informatika, telematika, teknologi informasi, teknologi komunikasi, kosakata, bahasa, linguistika, informatics, telematics, information technology, communication technology, vocabulary, language, linguistics |
Minggu, 02 Mei 2010
J LANGUAGE
LINGKUP: INTERMEZO, HUMOR,
LOGAT, KOSAKATA, BAHASA J LANGUAGE — a revised edition from earlier version : JENG JUMINTEN . . . JANDA JAWA . . . JUALAN JAMU JAHE . . . [dalam judul dan kisah ini, tiap kata diawali dengan huruf "J"] Jeng Juminten, Jawa, janda judes, jelamitan, jelek jerawatan, jari jempolnya jorok. Jaman jaringan jualan jenjangan jamak, Jeng juminten jajal jualan jamu jarak jauh Jogya–Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe. "Jamu-jamuuu..., jamu jahe..., jamu jaheee..., jamu jaheee..., jamu jaheee ji-ceng-an!", Jeng Juminten jerit-jerit jajakan jamu jagoannya, jelajahi jalanan, jembatan jumpa jembatan, jengkal-jengkalan, jungkat-jungkit, jepak-jepok. "Jamuuu... Jaheee...!!! Jamu jaheee ji-ceng-an!", Jeng Jumiten jejeritan, jajakan jualan jagoannya, jejak-jejaki jalanan, jauh, jauh.., jauh..., jerih, jeruh, jam-jaman. Jailah, "Jedug", ... jariknya Jeng Jumiten jatuh, Jeng Juminten jatuh jumpalitan. Jeng Juminten, jerit-jerit, jejeritan: "Jarikku jatuh, jarikku jatuh..., jarikku jatuh..., jarikku jebol..., jebol..., jebol... jarikku...u...u...u... ... ... " Jeng Juminten jengkel, jualan jamunya jungkar-jungkiran, jadi jemu juga. Jiamput!!! Jeng Juminten jumpa Jarot, Jawa, jejaka jomblo, jambulan, jempolan, jantan, jumawa, jawara, juara judo, joki jaran, juga jualan jejer-jejeran, jutawan juragan jengkol, jaringan jualan jenjangannya Jombang–Jogja–Jakarta–Jerman–Jepang, Jahud!!! Jantungnya Jeng Juminten, janda judes, jadi jedag-jedug, jeg.., jeg.., jeg... Jeng Juminten jengah, janji jera jajakan jualan jagoannya jamu jahe jalan-jalan jauh-jauh. Jelasnya, Jeng Juminten jeli, jampi-jampi, Juntrungannya Jeng Juminten jadi julietnya Jarot, jagoan judo. Jono justru jadi jelous Jeng Juminten jadi julietnya Jarot. "Jahananam", jerit Jono. Jono juga Jawa, jejaka jomblo, juling, jereng, jalang, jabang, jabrik, jenggotan, jorok, juga jangkung, jiwa jagal, jimatan, jubahan, jubahnya jerai-jerai. Julukannya, Jono, Jerapah, Jailangkung Jago Joget. "Jieehhh, Jarot jejaka Jawa, Jum?", jokenya Jono, jilatin jigongnya. Jakunnya jadi jungkat-jungkit jelalatan jenguk Jeng Juminten. "Jangan jealous, Jon..." jawab Jeng Juminten. "Jangkrik!!!", jarene Jono. Jeng Juminten jaga jarak, jauhi Jono, jauh-jauh. Jarot jarang jenguk Jeng Jumiten. Jadi Jeng Juminten jarang jumpa Jarot, jatuhnya jarak jauh, jangka jeda jalannya jam-jam-an. Jum'at, Jono jambret, jagoannya jembatan Joglo Jakarta, jelagatan jengukin Jeng Juminten. Jeng... jeng... jeng..., jarene, Jono jamah Jeng Juminten. Jarinya Jono jawil-jawil jerawatnya Jeng Juminten. Jeng Juminten jerit-jerit, jejeritan: "Jangan jahil Jon, .... Jarot, Jarot, Jarot, ... Jono jahat, Jono jahil, Jono jamah-jamah, jawil-jawil jerawatku!!!" Jeng Juminten jambak jenggotnya Jono. Jono jengkang jumpalitan, "Jelepak, jeduggg", Jono Jatuh. Jeng Juminten jingkrak-jingkrak, jerihnya jadikan Jono jungkar-jungkiran. Jeng juminten jejeritan, ... Jarot... Jarot... Jarot..., Jono jamah-jamah, ... Jono jawil-jawil!!! "... Jarot... Jarot... Jarot..., Jono jahat", Jeng Juminten jejeritan. Jarot: "Jangan..., jangan..., jangan jahat Jono!!!" Jarot jumping-in jalan, jembatan, juga jemuran. Jarot jelalatan jegal Jono. Jarot jajal Jono, jambak jubahnya Jono, "Jebreeet..., jeger, jedag, jedug!!! Jarot jitak jidat Jono. Jarot jotos jidat Jono. Jarot jungkalin Jono. "Jublag!!!" Jono jatuh. Jidat Jono jenong, jadi jendol..., jebol, jeleeekkk. Jono jontor... jejengkangan. "Jon, jangan jamah-jamah juga jahilin Jeng Juminten..., Julietku!!! " jerit Jarot, jor-jor-an. "Jelas Jon!!!" jarene Jarot. "Jeng Juminten Julietku..., Jeng Juminten Julietku!!!, Jangan jamah, jangan jawil!!!", jelas Jarot. Jantungnya Jono jedot-jedotan, "Janji, Jarot janji..., janji ..., Jono jera..., jeraaa..., jeraaaaaaa... ... ..." jawab Jono jejegukan. Juntrungannya, Jarot jadikan Jono joinan jaringan jualan jenjangan Jarot–Juminten, jualan jajan jejer-jejeran jejal-jejalan Jeng Juminten, janda jem-jeman-nya Jarot. Jono jual jasa, jadi jongosnya Jarot–Juminten, Jono jejongkokan, jagain jongko, jualan jus jeruk, jus jambu, jenang, jipang, jengkol, jajanan juru-mudi juru-mudi jompo jarak-jauh jurusan Jogja–Jombang, Jateng–Jatim, julukannya Jus Jengkol Jono, Jenenge: "Jolly-jolly Jumper." |
FINE ART ™ FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE — ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM adalah marka-niaga, identitas produk dan properti Achmad Firwany BLOG : http://blog.firwany.co.cc http://firwany.blogspot.com FACEBOOK : http://fb.firwany.co.cc http://facebook.com/people/Achmad-Firwany/100000427899819 LINK : http://firwany.blogspot.com/2010/05/j-language.html http://facebook.com/notes/intermezo-dan-humor/j-language/183930348306155 TAG : intermezo, humor, kosakata, vocabulary, bahasa, language, linguistika, linguistics |
Minggu, 07 Maret 2010
PENGARUH BAHASA INDONESIA PADA BAHASA INGGERIS
LINGKUP : KOSAKATA, BAHASA, LINGUISTIKA PENGARUH BAHASA INDONESIA PADA BAHASA INGGERIS Kadang-kadang kita mendengar orang mengeluh, "Bahasa Indonesia adalah bahasa yang tak lengkap dan kurang sesuai untuk dipakai pada masa kini." Memang benar banyak penemuan baru, banyak bahan baru dan banyak pikiran baru membutuhkan nama atau istilah, yang sampai sekarang belum ada dalam Bahasa Indonesia. tapi hal sama terjadi pada semua bahasa di dunia. Bahasa Inggeris juga mengalami kesulitan dengan istilah baru dan terpaksa meminjam istilah dari Bahasa Yunani atau Bahasa Latin. Semua bahasa harus berani meminjam istilah dari bahasa lain, supaya bisa berkembang terus. Suatu bahasa yang tak berani berhubungan dengan bahasa lain kelamaan akan mati, karena tak bisa menyesuaikan diri dengan dunia yang selalu berobah. Seperti sudah diketahui, Bahasa Indonesia telah banyak mengambil istilah dari Bahasa Inggeris. tapi yang belum terkenal adalah bahwa Bahasa Inggeris juga sudah banyak meminjam istilah dari Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu. Sebagai contoh, coba kita perhatikan kata kata dalam cerita pendek dalam alinea dibawah ini. "The farmer lives in the kampong, near the bamboo grove. Today he is walking around his paddy fields, carrying a rattan stick with him. He often sees paddy birds, java sparrows and cockatoos in the mango trees, mangosteen trees and nipa palms. When he was younger he was a bantam weight boxer. His wife often makes cakes from agar and sago. She keeps tea leaves in the caddy. Sometimes she makes sambal but more often she makes tomato ketchup. She keeps many bantams. The bantams run amuck when she feeds them. Today she is putting camphor balls in the godown where the batticks, sarongs and antimacassars are kept." Didalam cerita ini kita dapat tiga-puluh-tujuh kata benda. Dua-puluh-tiga dari jumlah ini berasal dari Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu. Dalam Bahasa Inggeris jumlah kata berasal dari Bahasa Indonesia adalah lebih dari lima-puluh, atau mungkin hampir atau lebih seratus. Memang diantaranya ada beberapa kata jarang dipakai, seperti "pyrocatechol" (semacam penangkal infeksi) yang berasal dari kata "kacu." tapi ada juga banyak kata yang sudah betul di-Inggeris-kan dan sudah sering dipakai dalam bahasa seharihari. Kata "caddy," misalnya, kalau di Inggeris punya arti kotak kecil atau kaleng untuk menyimpan teh. Setiap dapur di rumah orang Inggeris pasti dilengkapi dengan sebuah caddy. Kata ini berasal dari "kati" (ukuran berat). Barangkali, pada zaman pendudukan Inggeris di Jawa (1811-1816), teh dijual dalam kotak yang beratnya satu kati. Kata "ketchup" juga mempunyai sejarah yang menarik. Kata ini berasal dari Bahasa Tionghoa "ke-tsiap" yang artinya ikan acar. Kata "ke-tsiap" itu pindah ke Indonesia dan menjadi "kecap" tapi dengan arti yang baru, apa yang disebut "soy sauce" dalam Bahasa Inggeris. Kemudian kata "kecap" pindah lagi dan di Amerika menjadi "catsup" atau di Inggeris "ketchup" yang artinya saus tomat. Kata "bantam" sekarang tak tampak asing lagi dalam Bahasa Inggeris, padahal dia lahir di daerah Banten, Jawa Barat. Di daerah Banten itu orang-orang Inggeris zaman dulu ketemu sejenis ayam kecil (ayam katai) yang dipelihara oleh masyarakat setempat. Jenis ayam tersebut dibawa pulang ke Inggeris, dipelihara, dan kelamaan "Banten hen" menjadi "bantam". tapi kata ini masih mempunyai arti satu lagi. Oleh karena ayam bantam adalah ayam yang paling kecil, maka dalam olah raga tinju, petinju ringan digolongkan dalam kelas bantam kalau berat badannya diantara 51 dan 54 kg. Satu kata yang sejarahnya jauh lebih panjang daripada "bantam" adalah "camphor" yang lahir ratusan tahun lalu di kota Barus, Sumatera Utara, dalam bentuk "kapur" Barus. Pada awal masa Islam di Indonesia kapur Barus dibawa ke negeri Arab oleh para pedagang Arab. Di Timur Tengah "kapur" Barus menjadi "kafur". Dari Bahasa Arab dia masuk Bahasa Italia sebagai "camphora" dan akhirnya menjadi "camphor" dalam Bahasa Inggeris. Yang aneh adalah kata ini sekarang sudah kembali ke Indonesia lagi sebagai "kamper." Hampir semua kata diambil dari Bahasa Indonesia adalah kata-benda, yaitu istilah baru untuk benda, bebuahan, makanan, atau hewan baru, tapi ada juga satu kata-kerja yang datang dari Indonesia. Kalau orang Indonesia mengamuk, orang Inggeris run amuck. Kata-kata lain yang sudah tak tampak asing lagi adalah sago, bamboo, capok, paddy dan java yang artinya "kopi" dalam bahasa pergaulan di Amerika. Adapun "antimacassar" adalah sehelai kain yang diletakkan pada sandaran kursi tinggi untuk menjaga supaya kursi tak kotor karena minyak rambut "Macassar oil" yang dipakai oleh para lelaki Makasar. Bahasa Welsh adalah bahasa orang Wales, satu suku yang selama 1300 tahun tinggal satu pulau dengan orang Inggeris. Tapi kalau kita bandingkan Bahasa Welsh dengan Bahasa Indonesia kita melihat pengaruh Bahasa Welsh terhadap Bahasa Inggeris sangat sedikit, hanya kira-kira tiga kata dari Bahasa Welsh dipakai dalam Bahasa Inggeris dan tiga kata ini adalah kata yang tak begitu penting. Aneh sekali, dalam jangka' waktu kurang-lebih tiga ratus tahun Bahasa Inggeris telah mengambil lebih dari lima-puluh kata dari Indonesia yang terletak begitu jauh dari Eropa, tapi hanya tiga kata diambil dari bahasa tetangganya yang terdekat dalam waktu 1300 tahun. Jadi jelaslah Bahasa Indonesia telah mempengaruhi Bahasa Inggeris. Dan pengaruh ini masih terasa sampai sekarang. Kata pinjaman yang paling baru adalah "battick" yang makin terkenal di negara negara Eropa. Saya pernah melihat "Battick made in Ceylon" dijual di banyak toko di London. Ramalan saya untuk tahun mendatang adalah kata "kretek" akan lebih terkenal karena rokok kretek makin digemari oleh orang Barat. Kata lainnya antara lain adalah Borneo, Andalas, Celebes, gamelan, wayang, sandal, dll. Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia telah banyak berhubungan dengan berbagai bahasa lain, termasuk Sansekerta, Arab, Tionghoa, Spanyol, Belanda dan Inggeris, dan juga dengan bahasa bahasa daerah di Indonesia sendiri. Jadi perbendaharaan kata Indonesia berasal dari beberapa macam sumber. Kalau dibandingkan dengan Bahasa Welsh sekali lagi, kita melihat bahwa Bahasa Welsh hanya dapat meminjam kata dari satu sumber, yaitu bahasa tetangganya Bahasa Inggeris. Jadi pengaruh Bahasa Inggeris terhadap Bahasa Welsh adalah jauh lebih besar daripada pengaruhnya terhadap Bahasa Indonesia. Misalnya, orang Wales bilang "bususnes", "brecwast" dan "papur" yang masing masing berasal dari "business," "breakfast" dan "paper," tapi orang Indonesia punya istilah sendiri (dagang, sarapan, dan kertas) sehingga tak perlu memakai istilah Inggeris. Kadang-kadang kita ketemu kata Inggeris yang mnirip sekali dengan kata Indonesia, tapi kita bingung. Apakah yang Inggeris berasal dariIndonesia atau sebaliknya? Coba kita lihat kata Inggeris "bangle" (gelang) dan kata Jawa "binggel" (gelang kaki). Apakah "bangle" berasal dari "binggel" atau "binggel" berasal dari "bangle"? Sebetulnya kedua kata ini berasal dari India, dari kata "bangri" yang artinya gelang terbikin dari kaca, dalam Bahasa Hindia. Sebagai contoh lain, coba kita lihat kata Inggeris "cummerbund" yang artinya sabuk atau ikat-pinggang lebar yang dipakai oleh para lelaki pada resepsi resmi, dan kata Indonesia "kemban" (Jawa: "kemben") yang artinya kain yang dipakai oleh para perempuan di Jawa dan Bali. Kedua kata ini berasal dari "kamarband" yang artinya sarung pendek dalam Bahasa Persia. Coba kita lihat kata Indonesia "kepala" dan kata sifat Inggeris "cephalic" yang artinpa mengenai kepala. Kata "cephalie" berasal dari "kephale" yang berarti kepala dalam Bahasa Yunani Kuno, dan "kephale" itu dengan kata Indonesia "kepala" bersama-sama berasal dari Bahasa IndoEropa Kuno. Serupa halnya dengan kata "decade" (sepuluh tahun) dan nama bulan Desember yang dulu adalah nama bulan kesepuluh dalam almanak Romawi (deca, decem = sepuluh), dengan "sedasa" yang maksudnya sepuluh dalam Bahasa Jawa. Bahasa Inggeris "cassava" (singkong) berasal dari Bahasa Spanyol "casabe" yang datang dari Bahasa Taino "cazabhi". Bahasa Taino adalah bahasa satu suku Indian di Amerika Tengah yang sekarang sudah musnah. Ketika benda dan nama "casabe" itu dibawa ke Indonesia oleh orang Spanyol dahulu, dia menjadi "sampeu" dalam Bahasa Sunda dan "kaspe" dalam Bahasa Jawa di daerah Yogyakarta. Akhirnya, perlu juga kita memperhatikan sedikit perbendaharaan kata Indonesia yang berasal langsung dari Bahasa Inggeris atau Bahasa Belanda. Memang banyak sekali kata Indonesia berasal dari Eropa dan kebanyakan masih kelihatan asing, misalnya dalam kalimat kalimat berikut ini: "Revolusi di Amerika Selatan disebabkan oleh inflasi dalam ekonomi yang mengakibatkan depresi. Banyak demonstrasi di kota kota mentropolitan dilaporkan di siaran radio dan televisi." Dan seterusnya dan seterusnya. Tapi ada juga beberapa kata yang sudah betul-betul di-Indonesia-kan, sampai tak kelihatan asing lagi, seperfi "dokar" yang berasal dari Bahasa Inggeris "dogcart" (kereta kecil, beroda dua, yang ditarik kuda, dulu anjing), atau "potret" dari Bahasa Inggeris "portrait" (gambar orang) dan kata gaul "nyentrik" dari Bahasa Inggeris "eccentric" (luar biasa, aneh). Di daerah Bengkulu pernah dijajah oleh Inggeris selama 140 tahun. Sampai sekarang lebih daripada dua-puluh kata dalam Bahasa Bengkulu berasal dari Bahasa Inggeris, seperti "kucing rabit" (kelinci, dari Bahasa Inggeris "rabbit"), "sasar" (piring kecil, dari "saucer"), "kabad" (lemari, dari "cupboard") dan "mete" (teman akrab, dari "mate"). Kata terakhir ini, dengan akhiran -an, menjadi "metean". Kalau di Jakarta pemuda-pemudi biasa pacaran pada, malam Minggu, di Bengkulu mereka metean. Kita dapat berkesimpulan bahwa di dunia ini tak ada bahasa yang murni. Semua bahasa harus tukar-menukar kata; semua bahasa harus berubah-ubah dalam perkembangannya. Makin banyak hubungan antar-bangsa menyebabkan makin banyak kata yang dipertukarkan dan makin cepat terjadinya perubahan. tak perlu kita mengeluh, "Bahasa Indonesia tak lengkap." Di dunia ini tak ada bahasa yang lengkap. Bahasa Indonesia memang dipengaruhi oleh Bahasa Inggeris, tapi juga Bahasa Inggeris dipengaruhi oleh Bahasa Indonesia. Mudah-mudahan hubungan yang membawa keuntungan ini antara Bahasa Inggeris dan Bahasa Indonesia bisa berlangsung terus. __________ Jakarta, Minggu 3 Juli 2005. Disunting kembali oleh Achmad Firwany, dari artikel tulisan Hywel Coleman pada majalah Akamigas 1976. Hywel Coleman adalah Konsultan Bahasa Inggeris di Indonesia. FINE ART ™ FIRWANY INTERNETWORK ENTERPRISE — ARTICLES ON REFORM AND TRANSFORM adalah marka-niaga, identitas produk dan properti Achmad Firwany BLOG: http://blog.firwany.co.cc http://firwany.blogspot.com FACEBOOK : http://fb.firwany.co.cc http://facebook.com/people/Achmad-Firwany/100000427899819 LINK : http://firwany.blogspot.com/2010/03/pengaruh-bahasa-indonesia-pada-bahasa.html http://facebook.com/notes/logat-dan-bahasa/pengaruh-bahasa-indonesia-pada-bahasa-inggeris/163711950343177 TAG: kosakata, vocabulary, bahasa, language, linguistika, linguistics |